Yo Sana, Yo Kadang malah yen mati Aku Sing Kelangan
Saudara-saudara sekalian,
Merdeka !
(sambutan gemuruh ” Merdeka ! “, tepuk tangan lama).
Saudara-saudara sekalian,
Pada permulaan bulan Juli yang lalu, sdr. Aidit di ruangan Istana Negara
menanya kepada saya : –” Bung Karno, sekarang ini sedang berjalan
pelarangan kegiatan politik. Apakah kiranya Partai Komunis Indonesia dalam
waktu yang singkat boleh mengadakan Kongres di Jakarta ? ”
Pada waktu itu saya berkata kepada saudara Aidit : –“Adakan kongres
itu” (tepuk tangan dan sorak lama, terdengar pekik : “Hidup Bung Karno !”).
-“Adakan Kongres itu lewat tanggal 1 Agustus yang akan datang”. Dan
didalam pada akhir bulan Juli sebelum tanggal 1 Agustus, pada satu pagi
saya memanggil KMKB Jakarta Raya, Overste Umar, minum kopi dengan
saya pagi-pagi (tawa). Dan saya berkata kepada Overste Umar :–” Overste
Umar, nanti lewat tanggal 1 Agustus Partai Komunis Indonesia akan
mengadakan Kongres, jagalah agar supaya Kongres itu berjalan baik, sebab
Republik Indonesia adalah Republik Demokrasi. (tepuk tangan lama).
Saudara-saudara, maka sekarang telah terang langsunglah Kongres itu. Dan
sedianya saya, diminta oleh sdr. Aidit untuk menghadiri salah satu sidang
resepsi daripada Kongres ini pada tanggal 15 September atau sebelum 15
September. Tapi pada waktu itu saya berkata kepada sdr. Aidit : –Sayang,
maaf, sebelum tanggal 15 September tak mungkin saya dapat menghadiri
suatu resepasi oleh karena saya hendak mengadakan perjalanan ke Aceh,
ke Riau, ke Kalimantan, tetapi insya Allah, lewat 15 September saya akan
dapat menghadiri resepsi penutupan daripada Kongres PKI “. Dan oleh sdr ;
Aidit dijadikan resepsi penutupan Kongres itu terjadi pada tanggal 16
September. Dan, saudara-saudara, syukur alhamdulmlilah pada ini malam
saya hadir dikalangan saudara-saudara. (tepuk tangan). Hadir dikalangan
saudara-saudara, diterima oleh saudara-saudara dengan rasa kawan,
dengan rasa cinta, yang atasnya saya mengiucapkan banyak-banyak
terimakasih. Diterima oleh saudara-saudara didalam ruangan, yang … saya
kira ini orang-orang Komunis yang membuat ruangan yang lebih indah,
(tepuk tangan lama) dengan ruangan yang indah dengan hiasan-hiasan
yang indah dan dinamis.
Maka teringatlah kepada saya salah satu Kongres PKI … hampir 40 tahun
yang lalu, yaitu di Bandung kira-kira tahun 1922 atau 23. Saya tidak ingat
lagi Kongres PKI yang nomor berapa, tapi yang jauh daripada yang indah ini.
Pada waktu itu Kongres diadakan disatu sekolah, namanya sekolah partikulir
di jalan Pungkur, Bandung. Sangat sederhana. Jumlah Kongresis jauh lebih
kurang daripada yang sekarang dan saya ingat dibagian pimpinan, yang
pada waktu itu dinamakan ” Hoofdbestuur ” ada berderet 15 kursi tetapi 9
daripada kursi itu kosong oleh karena mereka yang harus duduk di situ
meringkuk didalam penjara. Kongres itu, dus, hanya dipimpin oleh 6 orang
pemimpin saja. Jauh perbedaan dengan keadaan yang sekarang yang kita
melihat sdr. Aidit gagah perwira, (tepuk tangan lama) sdr.Lukman, sdr.
Nyoto, sdr.Sudisman, sdr.Sakirman, disampingnya ada kandidat Politbiro sdr.
Nyono, dan kita melihat disana ada dua orang wanita, disana satu orang
wanita, dan disana lagi dua orang wanita, berbedaan dengan keadaan
hampir 40 tahun yang lalu itu, saudara-saudara. Dan pada waktu itu saya
duduk nonton ikutserta dalam Kongres di Bandung itu yang setengah
sebagai ” penyelundup “, pemuda. (tawa dan tepuk tangan). Berbeda
dengan sekarang yang saya hadir didalam Kongres ini sebagai Presiden
Republik Indonesia.
(tepuk tangan lama).
0 Tanggapan to “Penutupan Kongres Nasional PKI Ke 6”